131 Ekstensi Chrome Ketahuan Spam WhatsApp di Brasil

Di Brasil, sebuah jaringan tersembunyi terungkap di balik 131 ekstensi Chrome yang tampaknya biasa saja. Ekstensi-ekstensi ini mengklaim sebagai alat bantu untuk WhatsApp Web, namun kenyataannya mereka digunakan untuk menyebar spam secara masif. Dengan menyusup langsung ke halaman WhatsApp Web, ekstensi tersebut mampu mengirim pesan otomatis dalam jumlah besar, bahkan berhasil menghindari sistem anti-spam bawaan WhatsApp. Meski tampilannya berbeda-beda, sebagian besar ekstensi itu berasal dari satu sumber: sebuah entitas bernama “WL Extensão”. Mereka menyebarkan alat ini lewat skema bisnis white-label yang dijalankan oleh perusahaan DBX Tecnologia. Siapa pun bisa membeli lisensi, mengganti nama dan logo, lalu menjual ulang sebagai produk sendiri. Bahkan, mereka menjanjikan keuntungan besar—hingga ratusan juta rupiah per bulan—dengan investasi awal yang relatif kecil. Namun di balik janji manis itu, ada pelanggaran serius terhadap kebijakan Chrome Web Store. Google melarang ekstensi dengan fungsi duplikat yang diunggah oleh afiliasi, dan kampanye ini jelas melanggar aturan tersebut. Lebih parah lagi, beberapa materi promosi secara terang-terangan mengajarkan cara menghindari sistem deteksi spam WhatsApp. Yang membuat situasi makin genting, kampanye ini muncul bersamaan dengan penyebaran malware bernama SORVEPOTEL. Malware ini menyebar lewat WhatsApp dan membawa trojan perbankan bernama Maverick, menargetkan pengguna Brasil dengan ancaman pencurian data finansial. Kisah ini bukan sekadar soal spam, tapi tentang bagaimana celah teknologi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan komersial yang berisiko, dan bagaimana pengguna biasa bisa jadi korban dari sistem yang tampak sah di permukaan.

Fenomena Prompt AI Miniatur Meledak di Media Sosial: Dari Figur Astronaut hingga Konser Bareng Idola

Jakarta, 10 September 2025 — Dunia kecerdasan buatan kembali diramaikan oleh tren baru yang menyita perhatian warganet. Prompt AI bertema “miniatur figur digital” tengah menjadi viral di berbagai platform, terutama TikTok, Instagram, dan X (Twitter). Tren ini dipicu oleh peluncuran fitur terbaru dari Google Gemini 2.5 Flash Image, yang dikenal dengan nama kode “Nano Banana”. Fitur tersebut memungkinkan pengguna mengubah foto biasa menjadi figur miniatur bergaya koleksi action figure profesional, lengkap dengan latar diorama, proses modeling 3D, dan kemasan ala mainan Bandai. Prompt yang Paling Banyak Dipakai Berbagai gaya prompt bermunculan, mulai dari tema edukatif hingga fantasi. Salah satu yang paling populer adalah: “Create a 1/7 scale commercialized figurine of the characters in the picture, in a realistic style, in a real environment. The figurine is placed on a concert stage with lighting effects…” Prompt tersebut digunakan untuk membuat figur digital yang seolah tampil di atas panggung konser, lengkap dengan pencahayaan dan kemasan mainan bergambar idola musik. Sementara itu, versi edukatif juga tak kalah diminati, seperti prompt bertema profesi anak: “Create a 1/7 scale miniature figure based on the uploaded photo, wearing a realistic astronaut suit…” Prompt ini banyak digunakan oleh orang tua dan pendidik untuk membuat visualisasi profesi impian anak-anak dalam bentuk figur digital. Lonjakan Penggunaan di Asia Tenggara Data dari komunitas kreator AI menunjukkan lonjakan penggunaan prompt ini di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina. Kreator lokal memanfaatkan tren ini untuk membuat konten edukatif, promosi produk, hingga kampanye sosial. Di Indonesia, beberapa kreator bahkan mengadaptasi prompt ini untuk figur bertema jurnalis investigatif, aktivis lingkungan, dan tokoh budaya lokal. Tips dari Kreator Profesional Kreator AI visual menyarankan agar pengguna: Menyertakan skala figur seperti “1/7 scale” atau “1/6 scale” untuk hasil lebih realistis. Menambahkan latar belakang yang kontekstual: studio musik, panggung konser, ruang angkasa, atau meja kerja. Menggabungkan elemen packaging seperti kotak mainan bergaya Bandai atau ilustrasi anime. Memilih gaya visual sesuai target audiens: realistic, anime, fantasy, atau cartoon. Fenomena ini menunjukkan bagaimana prompt AI tidak hanya menjadi alat teknis, tetapi juga medium ekspresi kreatif dan edukatif yang semakin inklusif. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi visual, tren ini membuka peluang baru bagi kreator konten, pendidik, dan pegiat komunikasi publik.

Lonjakan Serangan Siber Smartphone di 2025: Malware, VPN Palsu, dan Trojan Bawaan

Qineos Academy – Dunia keamanan siber kembali diguncang oleh lonjakan serangan terhadap perangkat Android. Dalam paruh pertama tahun ini, tercatat lebih dari 22,8 juta serangan menyasar smartphone, meningkat 29% dibanding semester awal 2024 dan 48% dibanding semester akhir 2024. Ancaman Utama yang Mewabah Berbagai jenis malware baru bermunculan, menyusup lewat aplikasi yang diunduh di luar toko resmi. Beberapa ancaman paling berbahaya: SparkCat & SparkKitty: Menyusup lewat aplikasi dewasa, mampu melancarkan serangan DDoS dan mencuri data pribadi. Triada & Dwphon: Malware bawaan yang tertanam sejak proses produksi smartphone, sulit dihapus bahkan dengan reset pabrik. VPN Palsu: Menyamar sebagai pelindung privasi, justru menyadap kode OTP dan pesan pribadi, lalu mengirimkannya ke penyerang via bot Telegram. Fakemoney: Aplikasi penipuan yang menjanjikan hadiah uang, tapi ujungnya mencuri data dan dana pengguna. Aplikasi Dewasa Jadi Sarang Trojan Laporan Kaspersky mengungkap bahwa aplikasi dewasa kini menjadi ladang subur bagi malware. Beberapa di antaranya: Menjalankan serangan DDoS terkoordinasi. Mencuri data perangkat dan pesan pribadi. Mengakses notifikasi untuk menyadap kode OTP. Serangan Global: Dari Turki ke Brasil Serangan siber juga menunjukkan pola regional: Negara Jenis Serangan Modus Operandi Turki Trojan Coper Menyamar sebagai aplikasi perbankan resmi India Trojan Dropper Disamarkan sebagai aplikasi hadiah Uzbekistan Fakeapp.hy & Piom.bkzj Aplikasi pencari kerja palsu Brasil Pylcasa Menyusup ke Google Play, arahkan ke situs kasino ilegal ️ Imbauan Keamanan Anton Kivva dari Kaspersky menyarankan pengguna untuk: Hindari sideloading aplikasi dari toko tidak resmi. Gunakan VPN terpercaya, bukan versi gratisan yang tidak jelas asal-usulnya. Periksa izin aplikasi, terutama yang meminta akses ke notifikasi dan SMS. Update sistem operasi dan antivirus secara berkala. Jika kamu ingin saya ubah artikel ini jadi infografik, skrip video CapCut, atau utas Twitter edukatif, tinggal bilang saja. Kita bisa kemas ini jadi konten yang menggugah kesadaran publik

Belajar Google Deep Search Bersama Mahasiswa TJI

Di era AI yang berkembang pesat, mesin pencari tidak lagi terbatas pada sekadar menampilkan daftar link. Salah satu inovasi terbaru adalah Gemini Deep Search, yang dirancang untuk memberikan jawaban lebih mendalam, kontekstual, dan relevan dibandingkan pencarian biasa. Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengajar mahasiswa Thoriqotul Jannah Indonesia (TJI) mengenai teknologi ini. Kelas dimulai dengan membahas perbedaan antara pencarian tradisional di Google dengan pendekatan AI-powered search seperti Gemini. Saya menjelaskan bagaimana Gemini Deep Search bekerja dengan menggabungkan machine learning dan pemahaman bahasa alami (NLP) untuk menyaring, merangkum, bahkan menghubungkan informasi dari berbagai sumber. Mahasiswa cukup antusias ketika saya menunjukkan demo pencarian. Misalnya, ketika mereka mencari tentang “tren Artificial Intelligence dalam pendidikan”, Gemini tidak hanya menampilkan link, tapi juga rangkuman analisis tren, contoh penerapan, serta sumber terpercaya. Hal ini membuat mereka sadar bahwa pencarian berbasis AI bisa menghemat waktu dan memberikan insight yang lebih dalam. Bagian menarik lainnya adalah sesi praktik. Mahasiswa diminta mencari topik sesuai bidang minat masing-masing, seperti kesehatan, bisnis, maupun sains. Hasilnya, mereka terkejut menemukan bahwa informasi yang muncul lebih terstruktur, lengkap, dan mudah dipahami. Ada yang langsung berkomentar, “Kalau ada ini, bikin makalah atau riset jadi jauh lebih cepat, Pak.” Bagi saya pribadi, mengajar tentang Gemini Deep Search di TJI bukan hanya sekadar memperkenalkan alat baru, tapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan digital masa depan. Mereka belajar bahwa kemampuan mencari informasi kini tidak hanya soal kata kunci, tapi juga bagaimana memanfaatkan teknologi AI untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih bermakna. Dengan pengalaman ini, saya berharap mahasiswa TJI semakin siap menghadapi era digital yang serba cepat, dan mampu menggunakan teknologi bukan hanya untuk konsumsi informasi, tapi juga untuk pengembangan diri dan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Menghidupkan Dunia Digital – Serunya Mengajar Membuat Game Platformer

Mengajarkan seseorang membuat game platformer bukan sekadar menyampaikan teknik atau menghafal urutan perintah. Bagi saya, ini adalah petualangan bersama—sebuah perjalanan kreatif di mana kita membangun dunia dari nol, menciptakan hukum fisika kita sendiri, dan menanamkan jiwa dalam piksel-piksel diam. Inilah yang sedang saya kerjakan sekarang mengajarkan anak anak bermain dengan menggunakan coding untuk membuat game. Setiap kali kelas dimulai, saya membayangkan diri saya seperti seorang penjelajah membawa rombongan ekspedisi ke wilayah yang belum terjamah. Dunia game platformer adalah bentang alam liar yang menanti untuk dijinakkan. Dan yang kami bangun? Sebuah dunia tempat seorang satria berjuang untuk merebut kembali kunci kastilnya. Saya selalu mengajak peserta mulai dari hal paling dasar—tanah tempat si satria akan berpijak. Mereka menggambar dataran, menyusun batu, menetapkan batas dunia. Di sinilah saya mengajarkan filosofi penting: bahwa setiap detail adalah bagian dari cerita. Seperti membangun ekosistem, tanah yang terlalu datar tak memberi tantangan, sementara jurang yang terlalu curam bisa menghentikan semangat pemain. Mendesain cara si satria berjalan, melompat, atau terpukul bukan hanya soal klik dan drag. Ini soal memahami ritme. Saya mengajak mereka berpikir seperti pemain: Bagaimana rasanya melompat dan gagal? Seberapa cepat harus lari agar bisa melewati jurang? Di sini, logika berpadu dengan seni. Saya membimbing mereka membuat aturan interaksi: kapan tombol ditekan, kapan gravitasi bekerja, bagaimana si satria “merasakan” dunia di sekitarnya. Tak jarang saya melihat mata berbinar saat muridnya pertama kali melihat satria ciptaannya hidup dan bergerak. Satu pelajaran penting yang selalu saya tekankan: setiap game butuh tujuan. Maka muncullah kunci—bukan sembarang benda, tapi simbol dari pencapaian. Saya mendorong peserta untuk berpikir naratif: Mengapa kunci itu penting? Di mana harus disembunyikan? Bagaimana pemain bisa mendapatkannya? Mereka belajar bahwa kunci bukan hanya obyek untuk dikoleksi, tapi bagian dari perjalanan. Dan setiap rintangan yang mereka desain—musuh, jurang, jebakan—adalah bab dari kisah itu. Hal yang paling menggembirakan bagi saya adalah ketika para peserta melihat game mereka sendiri berjalan untuk pertama kalinya. Mereka tidak hanya membuat sesuatu—mereka menghidupkannya. Seperti menyusun cerita dalam bingkai interaktif, mereka merasa menjadi pencipta dunia. Dalam proses mengajar ini, saya tidak hanya berbagi ilmu teknis. Saya mengajak mereka menyelami filosofi game sebagai medium ekspresi dan ruang bermain bagi imajinasi. Kami tertawa saat bug muncul, bersorak saat karakter akhirnya berhasil melompat sempurna, dan diam merenung saat akhir game terasa kurang pas. Mengajar membuat game platformer adalah salah satu pengalaman paling memuaskan yang pernah saya jalani. Bukan karena hasil akhirnya yang keren, tetapi karena prosesnya menyentuh inti dari manusia itu sendiri—hasrat untuk mencipta, bermain, dan menceritakan kisah. Dan setiap kali saya melihat seorang peserta berhasil menyusun dunianya sendiri, saya tahu satu hal: petualangan belum berakhir. Justru baru saja dimulai. Salam Edy Susanto

Malware Analysis Sesi 2 | Digital Cyber School TJI

Sesi kedua pelatihan analisis malware bukan sekadar pembelajaran teknis. Ia adalah ekspedisi digital ke wilayah berbahaya dalam lanskap siber—sebuah safari virtual melacak predator digital yang bersembunyi dalam setiap klik dan tautan. Hari itu, fokus kami adalah satu: memahami bagaimana malware menyelinap ke dalam perangkat, mengendap tanpa terdeteksi, dan mengambil alih sistem yang kita kira aman. Para peserta, sebagian besar profesional IT dan mahasiswa keamanan siber, mulai membuka sampel malware dalam lingkungan laboratorium virtual yang aman. Dengan hati-hati, kami membedah proses infeksi. Dari serangan melalui email phishing, pemanfaatan celah keamanan, hingga teknik canggih seperti DLL injection—setiap metode dibongkar lapis demi lapis. “Seperti melihat seekor ular berbisa membuka jalan masuk ke sarangnya,” ujar salah satu peserta, terperangah dengan kecanggihan metode penyebaran malware modern. Namun, yang paling memukau bukanlah kejahatannya, melainkan kecerdasannya. Malware mampu meniru proses sistem, mengenkripsi data dalam hitungan detik, bahkan mengecoh software antivirus seperti predator yang beradaptasi dengan lingkungan barunya. Mengajar sesi ini bukan hanya soal menyampaikan teori atau demo. Ini adalah tentang membentuk kesadaran akan medan tempur digital yang nyata, di mana serangan bisa datang dari mana saja—bahkan dari aplikasi yang tampak tak berbahaya. Di akhir sesi, kami tidak hanya belajar tentang malware. Kami belajar tentang kerentanan kita sendiri, tentang pentingnya kewaspadaan digital, dan tentang bagaimana teknologi bisa menjadi pedang bermata dua—mampu melindungi, tapi juga melukai jika tak dikendalikan dengan bijak. Di dunia yang semakin terhubung, analisis malware bukan sekadar keahlian—ia adalah kompas moral dan teknologis, penunjuk arah agar kita tak tersesat di hutan rimba digital yang terus tumbuh dan berubah. Salam Edy Susanto

Menjelajahi Dunia Tersembunyi: Membongkar Malware di Digital Cyber School TJI

Dalam dunia maya yang luas dan tak berbatas, tersembunyi ancaman kecil namun mematikan. Malware bukan hanya sekadar virus; mereka adalah makhluk digital yang terus berevolusi, menantang batas keamanan manusia. Di bentang luas jagat maya, tersembunyi sebuah dunia tak kasatmata yang penuh teka-teki: dunia malware. Seperti organisme liar yang beradaptasi dan berkembang di alam bebas, malware menjelajah jaringan digital, menginfeksi, menyabotase, bahkan menghancurkan tanpa ampun. Di tengah arus data dan gelombang koneksi yang tiada henti, mereka bersembunyi, menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Di Cyber TJI, sebuah sekolah digital yang menjadi laboratorium pembelajaran masa depan, saya, Edy Susanto, memandu para penjelajah muda dunia siber untuk mengarungi medan berbahaya ini. Lewat program Malware Analysis, kami tidak hanya menghafal jenis-jenis serangan; kami membedah, memahami, dan mengungkap motif di balik baris-baris kode berbahaya yang membentuk lanskap ancaman dunia maya. Sesi demi sesi, siswa belajar membedakan botnet yang membajak ribuan perangkat dari wiper malware yang kejam menghapus data tanpa jejak. Mereka menganalisis keylogger yang diam-diam mencuri informasi pribadi, dan memahami bagaimana cryptojackers mengeksploitasi sumber daya tanpa sepengetahuan pemiliknya. Kami memperlakukan malware seperti spesies asing yang harus dipelajari—dengan ketelitian seorang ilmuwan dan naluri seorang penjelajah. Lebih dari sekadar teknik, yang kami tanamkan adalah kepekaan: kemampuan membaca pola serangan, memahami perubahan perilaku sistem, dan memprediksi evolusi ancaman di masa depan. Karena di dunia nyata, keberhasilan melindungi jaringan tidak hanya bergantung pada alat, tetapi pada ketajaman insting dan kekuatan pengetahuan. Hari ini, saat dunia semakin bergantung pada teknologi, kemampuan untuk memahami dan melawan malware bukan lagi keahlian tambahan—melainkan kebutuhan mendasar. Di Cyber TJI, kami membekali para siswa untuk menjadi lebih dari sekadar pengguna teknologi; kami membentuk mereka menjadi penjaga dunia digital, pelindung era baru. Dan perjalanan ini baru saja dimulai Salam Edy Susanto

Game Maker Course

Qineos Academy – Selamat bergabung dalam perjalanan seru menciptakan dunia game impianmu! Di kursus ini, kamu akan belajar membuat game dari nol tanpa perlu coding rumit, karena kita akan menggunakan platform pembuat game visual yang ramah untuk pemula, tapi juga keren untuk yang ingin serius jadi game developer. Kursus ini dirancang khusus untuk kamu yang: Suka bermain game dan penasaran bagaimana cara membuatnya Ingin menuangkan ide-ide kreatif menjadi permainan seru Ingin belajar teknologi sambil tetap fun dan eksploratif Di Qineos Academy, kami percaya bahwa belajar itu harus menyenangkan, menantang, dan penuh imajinasi. Kamu tidak hanya akan belajar teknik membuat game, tapi juga berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi secara kreatif. Yuk, siapkan ide gilamu, mulai petualangan coding tanpa kode, dan jadilah game maker generasi masa depan! Selamat belajar dan bersenang-senang!

Kursus Game Coding Berbasis JavaScript

Apakah Anda pernah bermimpi membuat game sendiri, tetapi bingung harus mulai dari mana? Atau mungkin Anda seorang penggiat teknologi yang ingin memperluas keterampilan coding Anda ke dunia pengembangan game? Kami menghadirkan Kursus Game Coding Berbasis JavaScript, sebuah program yang dirancang untuk semua kalangan, baik pemula maupun profesional, untuk belajar membuat game yang dapat dimainkan di berbagai platform seperti Google Play, App Store, dan Windows. Mengapa JavaScript? JavaScript adalah salah satu bahasa pemrograman paling populer di dunia, yang tidak hanya digunakan untuk pengembangan web tetapi juga untuk menciptakan game berkualitas tinggi. Dengan JavaScript, Anda dapat membuat game yang interaktif, ringan, dan kompatibel dengan berbagai perangkat. Selain itu, JavaScript mudah dipelajari, memiliki komunitas besar, dan didukung oleh banyak framework serta pustaka yang memudahkan proses pengembangan game. Apa yang Membuat Kursus Ini Menarik? Terbuka untuk Semua Kalangan Kursus ini dirancang untuk siapa saja! Baik Anda seorang pemula yang baru mengenal dunia coding, pelajar yang ingin belajar keterampilan baru, atau bahkan pengembang profesional yang ingin memperluas keahlian ke bidang game development, kursus ini cocok untuk Anda. Hasil Game Dapat Dipublikasikan di Semua Platform Setelah menyelesaikan kursus ini, Anda akan memiliki kemampuan untuk membuat game yang dapat dipublikasikan di berbagai platform, termasuk Google Play, App Store, Windows, bahkan web browser. Game Anda bisa diakses oleh jutaan pemain di seluruh dunia! Belajar Langsung dari Dasar Hingga Mahir Kami akan membimbing Anda mulai dari dasar-dasar JavaScript hingga teknik lanjutan dalam pengembangan game. Anda akan belajar: Membuat karakter, animasi, dan lingkungan game. Menambahkan logika permainan seperti skor, level, dan tantangan. Mengoptimalkan game agar berjalan lancar di berbagai perangkat. Proyek Nyata dan Portofolio Profesional Setiap peserta akan mengerjakan proyek game nyata selama kursus. Hasilnya? Sebuah game yang dapat Anda banggakan dan tambahkan ke portofolio Anda! Dukungan Penuh dan Komunitas Aktif Anda tidak akan belajar sendirian. Kami menyediakan mentor berpengalaman yang siap membantu Anda kapan saja, serta komunitas aktif untuk diskusi, berbagi ide, dan kolaborasi. Apa yang Akan Anda Pelajari? Dasar-Dasar JavaScript Belajar sintaks, variabel, fungsi, dan konsep dasar lainnya yang diperlukan untuk coding game. Pengenalan Framework Game JavaScript Kami akan mengenalkan framework populer seperti Phaser.js, yang mempermudah pengembangan game 2D. Membuat Game Interaktif Pelajari cara menciptakan karakter, menambahkan interaksi, dan membuat logika permainan. Optimasi dan Publikasi Game Bagaimana cara mengoptimalkan game agar berjalan dengan lancar di berbagai perangkat, serta langkah-langkah untuk mempublikasikan game Anda di platform seperti Google Play, App Store, dan Windows Store.

Kursus Jurnalistik Fotografi Fundamental

Fotografi jurnalistik adalah seni bercerita melalui gambar. Dalam dunia yang dipenuhi oleh informasi visual, kemampuan untuk menangkap momen yang bermakna dan menghadirkannya kepada publik menjadi keterampilan yang sangat berharga. Kursus Jurnalistik Fotografi hadir untuk membantu Anda memahami bagaimana sebuah foto dapat menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan, membangun kesadaran, dan bahkan mengubah cara pandang masyarakat terhadap suatu peristiwa. Apa Itu Jurnalistik Fotografi? Secara sederhana, jurnalistik fotografi adalah cabang fotografi yang berfokus pada dokumentasi peristiwa nyata dengan tujuan menyampaikan informasi kepada publik. Seorang fotografer jurnalistik tidak hanya bertugas mengambil gambar, tetapi juga menjadi saksi mata yang merekam sejarah, budaya, dan emosi yang terjadi di sekitarnya. Foto jurnalistik memiliki kekuatan untuk menggambarkan kebenaran, memicu emosi, dan menceritakan kisah yang mungkin tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Mengapa Fotografi Jurnalistik Penting? Dalam era digital, di mana informasi bergerak cepat, gambar sering kali menjadi media komunikasi yang paling efektif. Sebuah foto dapat menyampaikan pesan dalam hitungan detik, menarik perhatian, dan meninggalkan kesan mendalam. Fotografi jurnalistik memainkan peran penting dalam: Menyampaikan Fakta: Menjadi bukti visual yang mendukung berita atau laporan. Membangun Kesadaran: Mengangkat isu-isu sosial, politik, atau lingkungan yang sering kali diabaikan. Mengabadikan Sejarah: Menangkap momen yang akan dikenang oleh generasi mendatang. Apa yang Akan Anda Pelajari di Kursus Ini? Kursus Jurnalistik Fotografi dirancang untuk memberikan Anda keterampilan teknis dan wawasan mendalam tentang dunia fotografi jurnalistik. Beberapa hal yang akan Anda pelajari meliputi: Teknik Fotografi Dasar Memahami elemen-elemen seperti komposisi, pencahayaan, dan pengaturan kamera untuk menghasilkan gambar yang berkualitas. Esensi Jurnalistik Belajar bagaimana menangkap gambar yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga memiliki nilai berita dan cerita. Etika Fotografi Jurnalistik Menjaga kejujuran dan integritas dalam setiap karya yang dihasilkan, serta memahami batasan etika dalam mendokumentasikan peristiwa. Mendokumentasikan Peristiwa Penting Memahami cara bekerja di lapangan, menangkap momen spontan, dan menghadapi tantangan dalam berbagai situasi. Editing dan Pengolahan Gambar Menggunakan teknik editing untuk memperkuat pesan visual tanpa mengubah keaslian cerita yang ingin disampaikan. Siapa yang Cocok Mengikuti Kursus Ini? Kursus ini terbuka cocok untuk pemula yang ingin mempelajari dasar-dasar fotografi.Terutama mahasiswa,atau hanya seseorang yang memiliki hasrat terhadap fotografi, kursus ini akan memberikan wawasan dan keterampilan yang dapat Anda gunakan untuk menciptakan karya yang berdampak. Mengapa Anda Harus Bergabung? Fotografi jurnalistik bukan hanya tentang mengambil gambar; ini adalah tentang menjadi saksi peristiwa dan menyampaikan kebenaran kepada dunia. Dengan mengikuti kursus ini, Anda akan belajar bagaimana menggunakan kamera sebagai alat untuk bercerita, membangun kesadaran, dan memengaruhi opini publik. Mari mulai perjalanan Anda untuk menjadi fotografer jurnalistik yang mampu mengabadikan momen dengan penuh makna dan dampak. Bersiaplah untuk melihat dunia melalui sudut pandang baru—melalui lensa yang tidak hanya menangkap gambar, tetapi juga menyampaikan kisah.